Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ini Dia Batu Akik Raflesia Bengkulu Harga Tak Terkira

Beberapa hari yang lalu saya memotong rambut di salah satu tukang pangkas tradisional di kawasan Simpang Benteng Kota Payakumbuh. Sambil dicukur, kami, saya dan tukang pangkas membahas tentang batu akik. Awalnya tukang pangkas memancing saya bercerita tentang batu akik. Berhubung ia yang mulai, maka saya komentari cincin yang terpasang di jari manis tangan kirinya.

" Apo namo batu cincin nan Uda pakai tu?" ( Apa nama batu akik yang Uda kenakan itu?) Tukang Pangkas menjawab, " Raflesia Bengkulu." Tanpa saya tanya dari mana dapatnya? Uda tukang pangkas sambil mencukur rambut menceritakan dengan senang hati, pengakuannya, Batu Akik yang ia pakai tersebut pemberian temannya yang membawa dari Bengkulu, berhubung batu tersebut kelihatan warnanya mengarah oranye muda, teman yang memberi tersebut tidak tertarik untuk mengasah bahan mentah tersebut, sebab biasanya batu akik raflesia bengkulu berwarna oranye tapi mengarah kemerah-merahan, bukan kekuning-kuningan.

Kemudian bahan yang belum diasah tersebut, juga terlihat kecil di mata temannya itu. Atas dasar demikian, ditawarkannya Uda tukang pangkas, jika mau, silahkan olah jadikan cincin. Tanpa pikir panjang, Uda Tukang Pangkas mencari Ring yang cocok dengan jarinya, kemudian mengasah bahan mentah tersebut di Rumah. Selain memangkas rambut, Uda itu juga mengasah Batu Akik di rumahnya di Si tujuh, Kabupaten Lima Puluh Kota.

Setelah di asah dan di pasang ring, Uda tukang pangkas pun terkejut melihat hasilnya, ia tidak menyangka sebagus sekarang. Dan, ia pun memuji batu akiknya dengan sumringah.

Lalu ia minta tanggapan saya bagaimana batu akik yang ia kenakan tersebut, bagus atau tidak? Dari pandangan awam, jelas saya menyukai batu akik raflesia bengkulu yang ia kenakan. Alasannya, selain body glass, saya mengamati batu akik yang mirip campago limau manih yang terpasang di jari manisnya itu sudah mulai memancarkan kristal sehingga kelihatan lebih hidup dan bercahaya.

Tanpa disadari, rambut saya nyaris selesai di potong oleh Uda tukang pangkas. Setelah selesai semuanya, bersih-bersih serta merapikan posisi duduk, saya tanyakan,"berapa harganya?" Mau tidak saya jual di Media Online? Uda tukang pangkas bingung menjawab, " berapa ya" malahan dia bertanya balik pada saya. Saya jawab, "tidak tau." Saya lagi, " kalau Uda ragu harga pastinya, kira-kira saja berapa nominal rupiahnya?" Uda tukang pangkas pun, tak bisa memperkirakan berapa harganya.

Mungkin, ia bingung berapa mau dijual, karena modalnya cuma beli ring saja, sekitar Rp.65.000,- an sedangkan batu raflesianya di kasih teman, jadi berapa mau dijual, kalau di bilang jutaan, nanti kemahalan, kalau di sebut ratusan mungkin terlalu murah, mengingat batunya bagus.

Jadi Uda tukang pangkas bingung sendiri saat saya tawar, sehingga harganya tak terkira atau tidak bisa diperkirakan.(Anton Wijaya)