Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kasus Buvanest Berganti Label Asam Tranexamat

Medianers ~ Meninggalnya dua orang pasien pasca operasi seksio dan operasi urologi pada februari 2015 di Rumah Sakit Siloam Hospital Jakarta, di duga penyebabnya salah obat bius.

Obat bius menjelang operasi yang di suntikan melalui punggung itu ternyata di duga kuat bukan Buvanest 0,5 % heavy melainkan obat suntik mengandung anti perdarahan Asam tranexamat 5 ml. Hal itu bisa terjadi karena salah memasang label/ etiket obat saat di pabrik.

Dari hasil penyelidikan, BPOM mengambil kebijakan kedua obat injeksi produk PT. Kalbe Farma tersebut ditarik dari peredaran untuk mencegah korban berikutnya.

Kasus obat bius Buvanest 0,5% heavy dengan Asam tranexamat 5 ml yang labelnya tertukar, mengisyaratkan pada petugas kesehatan, terutama Perawat yang identik menyuntik pasien setiap hari di Rumah Sakit agar lebih berhati-hati. Dan selalu meningkatkan kewaspadaan.

Prinsip 12 benar wajib diterapkan dalam pemberian obat, saya yakin akan mampu meminimalisir faktor " human error."  Jika ditemui masalah setelah pemberian obat, mungkin Perawat atau petugas kesehatan yang memasukan obat tidak akan terjerat kasus, sebab telah menjalani prosedur dengan tepat.

Setelah menerapkan prinsip 12 benar saat pemberian obat masih ditemui kendala, pertanyaanya ada apa dengan obatnya? Sebagaimana hasil investigasi BPOM RI di dapati ada kesalahan saat pelabelan obat sehingga obat tidak sesuai isi dengan mereknya, yang akhirnya BPOM mencabut izin peredaran buvanest 0,5 % heavy dan Asam tranexamat produksi Kalbe Farma.

Bukan tidak mungkin kasus serupa akan menyusul pada waktu lain oleh perusahaan farmasi lainnya suatu hari nanti,  Perawat sebagai ujung tombak pelayanan yang paling   utama adalah jangan sampai lupa menerapkan prinsip 12 benar saat pemberian obat.(*)