Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Apa itu Placenta Previa, dan Apa Saja Gejalanya?

Medianers ~ Apa yang dimaksud dengan plasenta previa ? Sebelum lanjut, mari kita kenal dulu apa itu plasenta. Plasenta adalah organ yang tumbuh di dalam lapisan rahim ibu hamil, selama kehamilan . Plasenta terhubung ke tali pusar yang membawa oksigen dan nutrisi dari ibu hamil ke janin dalam kandungan.

Baca Juga : Apa itu Solusio Placenta, Serta Apa Saja Tanda dan Gejalanya ?

Okey, sesuai pertanyaan tadi, Apa yang dimaksud dengan plasenta previa ? Plasenta previa adalah plasenta sebagian atau seluruhnya menutupi serviks , yang merupakan pembukaan rahim. Bayi akan lewat dari rahim ke serviks jika persalinan secara normal. Biasanya, plasenta menempel ke bagian atas rahim, jauh dari leher rahim.

Hal demikianlah yang terjadi dengan plasenta previa. Ketika serviks Anda terbuka selama persalinan, maka dapat mengakibatkan pembuluh darah yang menghubungkan plasenta ke rahim menjadi robek. Ini dapat menyebabkan pendarahan dan membuat Anda dan bayi Anda berisiko. Hampir semua wanita yang memiliki kondisi ini harus dilakukan tindakan operasi sectio caesaria untuk meminimalkan risiko.

Siapa yang berisiko mengalami Placenta Previa?

Plasenta previa terjadi pada sekitar 1 dari setiap 200 kehamilan. Berdasarkan teori orang yang berisiko mengalami plasenta previa, sebagai berikut:

  1. Terpapar asap rokok atau pecandu rokok atau pemakai narkoba, seperti kokain
  2. Hamil diusia 35 tahun ke atas
  3. Pernah mengalami plasenta previa sebelumnya
  4. Riwayat operasi caesar sebelumnya
  5. Pernah menjalani operasi jenis lain di bagian rahim
  6. Sedang hamil lebih dari satu bayi (kembar)

Apa saja Gejala Plasenta Previa?

Ada kemungkinan ibu hamil tidak akan tahu bahwa ia sedang mengalami plasenta previa sampai dokter menemukannya sewaktu dilakukan pemeriksaan USG rutin. Adapun, tanda yang paling umum adalah mengalami perdarahan berwarna merah terang dari "v" selama paruh kehamilan. Perdarahan dapat berkisar dari ringan hingga berat, dan seringkali tidak menimbulkan rasa sakit. Tetapi beberapa wanita juga mengalami kontraksi dengan pendarahan.

Kapan Harus Menghubungi Dokter

Sebaiknya segera konsultrasikan pada dokter spesialis kebidanan dan kandungan, jika Anda mengalami pendarahan selama trimester kedua atau ketiga . Jika parah, pergilah ke rumah sakit, untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Artikel ini sudah tayang sebelumnya di WebMD diulas oleh Kecia Gaither, MD, MPH. (Editor : Anton Wijaya)

Baca juga : Beda Kehamilan Abruptio Plasenta dengan Plasenta Previa