Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Lampu Operasi Canggih, Dilengkapi Sensorik

Medianers ~ Kamar operasi tanpa dilengkapi lampu yang memadai, akan merumitkan kerja tim bedah. Begitu juga dengan pembedahan, tanpa disinari pencahayaan yang terang, bisa dikatakan omong kosong.

Kenapa saya katakan omong kosong? Karena, tim bedah, ingin melihat lokasi operasi serinci mungkin. Seperti, pembuluh darah yang terputus, organ target,dll. Jika pencahayaan tidak fokus, maka efektifitas operasi menjadi terhambat. Jika terhambat, "yah kosonglah hasilnya."

Lampu operasi yang pernah saya lihat, beraneka bentuk, baik rangkaian anatominya, fokus pencahayaannya, maupun cara pemakaiannya. Rata-rata yang pernah saya temui, harus diarahkan fokusnya ke lokasi operasi secara manual.

Penyetelan lewat bantuan Perawat sirkuler

Penulis punya pengalaman, saat pembedahan berlangsung. Lampu operasi "berjalan" sendirinya, tanpa diarahkan siapapun. Hal semacam ini, lazim terjadi, karena rangkaian penahan lampu, bersifat mobile, mudah bergerak.

Tentunya, lokasi pembedahan yang harus di terangi menjadi gelap, karena fokus lampu lari dari kedudukan semula. Dalam kondisi demikian, Perawat sirkuler atau tim yang ada dalam kamar operasi perlu lagi menyetel posisi, agar lampu fokus dan menerangi area pembedahan.

Jika persoalan itu muncul berulang kali setiap operasi, pastinya merumitkan tim bedah untuk bekerja lebih efektif.

Sempat juga terlintas ide oleh dr. Suhadi, dan beliau berkata pada saya," seharusnya sudah dibuat oleh perusahaan alat kesehatan, lampu operasi yang memiliki 'sistim sensorik'. Objeknya kan darah?, jika berdarah, dengan sendirinya sensor lampu akan bekerja, dan pencahayaan mengarah pada lokasi pembedahan. Tanpa menunggu orang lain yang mengarahkan," demiKian ungkapnya.

Sebelumnya saya tidak terpikir akan hal itu. Mengamati kebutuhan saat ini. Tentunya teknologi itu sangat bermanfaat di kamar operasi. Yaitu, lampu operasi dilengkapi sistim sensorik. Memiliki sensitifitas terhadap darah. Dan, fokus pencahayaan bisa bekerja sendiri, tanpa di arahkan secara manual.

Kata dr.Suhadi, "lampu yang dimaksudkan , konon belum ada yang memproduksi. Mungkin saja alat kesehatan penggunaanya terbatas. Tidak seperti teknologi transportasi atau telekomunikasi, yang pasarnya sangat luas. Sehingga perusahaan otomotif dan elektronik berlomba-lomba memproduksi. Beda dengan perusahaan alat kesehatan sedikit enggan mengembangkan. Mungkin, karena pasarnya terbatas."

Jika pun diproduksi oleh perusahaan alat kesehatan, maka harganya "setinggi langit", sulit di 'jangkau' oleh Rumah Sakit daerah, seperti di tempat saya bekerja. Mungkin diluar negri lampu operasi yang kami maksudkan ada, sudah diproduksi, tapi luput dari pantauan.(AW)