Tahukah Anda Perbedaan Mendasar Antara Pimpinan Dengan Bawahan ?
Menurut mereka, biarlah sedikit, asal pasti. Akhirnya, itulah yang mereka dapatkan ! Yah, serba pasti semua. Pasti terbatas pengaruhnya, pasti sedikit pengalamannya, pasti begitu-begitu saja hidupnya.
Sedangkan ciri-ciri seorang pimpinan, bersikap lain, ia berani hadapi ketidakpastian. Sebagaimana yang dikatakan Ippho Santosa, yakni, "seorang pemimpin mampu hadapi ketidakpastian. Seorang pemimpin cendrung menggunakan otak kanan," tulisnya.
Masih kata Ippho Santosa, seseorang yang cendrung menggunakan otak kanan, ciri-cirinya sebagai berikut:
- Melakukan sesuatu karena panggilan jiwa
- Bekerja sepenuh hati, bukan sepenuh gaji
- Cerdas secara emosional
- Supel, kreatif dan Imajinatif
- Intuitif, serta mengandalkan naluri.
- Rasional, terkait IQ
- Logis, realistis dan analistik
- Bekerja sesuai rencana dan standar prosedur
- Profesional
- Bekerja sesuai apa yang di perintahkan.
Lihat di sebuah perusahaan atau instansi, orang bawahan lebih banyak dari pimpinan, malahan bawahan hampir 95 persen dari total jumlah SDM yang ada.
Pertanyaan, bagaimana cara agar otak kiri mengimbangi otak kanan, agar kita terhindar dari mental 'bawahan' dan siap untuk jadi pimpinan?
Mungkin, kira-kira demikianlah pertanyaan yang berkelabat di benak pembaca. Baik, saya akan berbagi pengalaman. Menurut salah satu instruktur saya waktu Latihan Pra Jabatan, CPNS ( 2011), maaf ! Saya lupa nama beliau, Ia mengatakan," latihlah anggota gerak kiri anda setiap beraktifitas."
Bagaimana cara melatihnya?
Perlu diketahui, setiap aktifitas dari anggota tubuh bagian kanan (tangan dan kaki) yakni dikendalikan oleh otak kiri, sedangkan anggota gerak kiri dikendalikan oleh otak kanan. Mayoritas dari kita menggunakan anggota tubuh bagian kanan untuk melakukan sesuatu, seperti menulis, memasang tali sepatu, menggosok gigi, dll.
Untuk itu, mulai dari sekarang, gosok gigi menggunakan tangan kiri, dahulukan memasang sepatu bagian kiri, dan latihlah menggambar atau menulis dengan tangan kiri. Poin pentingnya, aktifkan otak kanan dalam setiap beraktifitas.
Teori di atas, merupakan latihan fisik dalam mengaktifkan otak kanan, agar otak kiri tidak mendominasi setiap aktifitas dalam kehidupan sehari-hari. Senantiasa akan membawa dampak, akan memiliki mental sebagai Pemimpin, bukan melulu sebagai bawahan.
Teori sederhana ini, tidak mutlak sebagai acuan, untuk jadi seorang pemimpin banyak faktor pendukung lain yang menentukan.(Anton Wijaya/Foto: pixabay.com)