Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mudahkanlah Urusan Orang Lain, Bila Urusanmu Ingin Dimudahkan

Medianers ~ Fulan mulai keringatan, bukan karena kekenyangan habis makan, tetapi ia kehilangan dompet. Entah tinggal di rumah atau tercecer di jalan. Ia mulai panik, dengan apa membayar makanan yang telah ia lahap di sebuah restoran Padang.

Sembari merogoh saku kanan, ia terus berpikir, lalu buka tas, periksa sana-sini, juga tidak menemui uang. 

"Aduh, sial ! Kemana ya dompet saya?" Gumam Fulan.

Tanpa disadari Fulan, di belakangnya ada seorang anak muda terus memperhatikan gelagat Fulan. Sementara disampingnya beberapa orang cewek sedang bersenda gurau. Fulan merasa tidak enak hati, seolah-olah cewek tersebut menertawakan dirinya.

Fulan memberanikan diri, memanggil pelayan. " Uda, sini. Berapa semuanya?" Sambil menunjuk jenis lauk-pauk dan minuman yang ia konsumsi.

"35 ribu pak." Sahut pelayan, sambil memberikan bon daftar makanan dan minuman yang telah disantap Fulan.

Di Kasir, Fulan menyerahkan bon makanan pada petugas kasir, seraya berkata, "Mohon maaf Uda, saya kehilangan dompet, sementara uang saya hanya ada di dompet tersebut. Boleh saya berhutang dulu. Besok saya antar kesini pembayaran yang telah saya makan." Ucap Fulan.

Tiba-tiba, datang seorang pemuda yang memperhatikan gelagat Fulan tadi. Ia berkata, "Saya yang bayar semuanya, hitung sekalian dengan ini." Sambil menyerahkan bon makannya.

Mendengar pernyataan tersebut, Fulan benar-benar kaget. Ia tidak mengenal pemuda tersebut. Akan tetapi kok ia berbaik hati. Fulan pun tercengang.

Lantas pemuda itu memperkenalkan dirinya, " Saya Budi Pak. Saya kenal Bapak. Mungkin Bapak tidak ingat lagi, bahwa orang tua saya pernah di rawat, bapaklah yang merawatnya di RSUD dr Adnaan WD. Saya dari tadi memperhatikan Bapak mencari sesuatu. Saya tau bapak sedang dalam masalah. Jadi saya berkewajiban pula membantu. Karena Bapak juga pernah membantu orang tua saya di Rumah Sakit. Jelasnya.

Fulan sungguh terharu, ia menjabat tangan Budi erat-erat. "Terima Kasih banyak dik. Maafkan saya tidak ingat lagi. Saya sungguh tersanjung dan sangat tertolong. Sekali lagi terima kasih sudah membayar makan saya." 

Petugas kasir pun tersenyum, yang awalnya akan memberi kelonggaran.
Pembaca setia medianers, kejadian di atas bukan cerita fiktif belaka. Tetapi pernah terjadi pada seorang Perawat, teman penulis sendiri, namun ceritanya sedikit penulis modifikasi, baik tempat maupun kronologis kejadiannya. Namun substansi sama, yakni Perawat tersebut menemui sedikit masalah, tapi ada seorang yang baik hati membantunya, karena Perawat tersebut pernah pula menolong serta memberi kemudahan pada orang tua pemuda tersebut, saat orang tuanya dirawat di rumah sakit tempat Fulan bekerja.

Poin yang ingin disampaikan dalam postingan ini adalah, berbuat baiklah pada siapa saja. Terutama saat menjalankan tugas. Karena suatu waktu, tanpa kita kehendaki kebaikan dari orang lain akan dapat pula kita rasakan. 

Rumusnya, mudahkalah urusan orang lain, jika urusanmu ingin dimudahkan pula oleh orang lain. Bantulah orang lemah, jika kamu ingin pula dibantu orang lain saat tidak berdaya. Berbuat baiklah pada semua orang, jika kamu menghendaki orang lain berbuat baik padamu. Demikian sebaliknya, jika kamu mempersulit urusan orang lain, niscaya urusanmu akan dapat kesulitan pula suatu saat nanti.(AntonWijaya)