Jarang Diketahui Publik, Ini Tugas Mulia Brankarman di Rumah Sakit
Medianers ~ Kendati belum populer dan dikenal luas oleh publik, Brankarman memiliki peran penting di rumah sakit. Brankarman punya tanggung jawab moral nan mulia. Yakni membantu dan memudahkan pelayanan jemput antar pasien dari Instalasi Gawat Darurat (IGD), ke Poliklinik, rawat inap, Radiologi, dan ruangan lainnya.
Misal, pasien terbaring lemah di IGD, akan dilakukan pemeriksaan Radiologi. Maka yang mengantar pasien dari IGD ke Radiologi adalah brankarman. Atau pasien dari IGD akan dirawat, maka yang mengantarnya ke bangsal adalah brankarman, juga pasien akan dioperasi emergensi dari IGD menuju Instalasi Bedah Sentral. Pengantarnya adalah Brankarman, didampingi Perawat.
Kata Brankarman diambil dari kata dasar brankar. Menurut KBBI brankar berarti, "usungan untuk mengangkat orang sakit, dengan cara membaringkannya." Sedangkan kata brankarman dapat diartikan sebagai orang atau petugas yang pekerjaannya jemput antar pasien di lingkungan rumah sakit. Kata Brankarman ini, belum diadopsi menjadi kata baku bahasa Indonesia.
Sementara itu, di rumah sakit kata Brankarman cukup populer digunakan. Brankarman bertugas layaknya seperti tenaga kesehatan. Memiliki jadwal dinas 3 shift. Mereka berada di IGD, juga di poliklinik. "Kami berjumlah 8 orang, ditempatkan di IGD dan Poliklinik. Kalau shift pagi sebanyak 2 orang. 1 orang bertugas di IGD dan 1 lagi stand by di Poliklinik," kata Mairizal, (27) alias Kesper, petugas Brankarman di RSUD dr Adnaan WD, Rabu (24/6).
Mairizal, (27) alias Kesper, Brankarman RSUD dr Adnaan WD, Kota Payakumbuh. |
Kesper pun menambahkan, "kalau shift sore kami ditugaskan 2 orang di IGD, dan shift malam juga 2 orang. Tugas kami yaitu mengantar pasien ke ruangan ronsen, ke bangsal, dan ke ruangan lainnya. Kami juga setiap shift membersihkan brankar, agar nyaman saat digunakan pada pasien," tambah Kesper yang telah bertugas sebagai Brankarman sejak tahun 2008.
Pantauan Medianers, Brankarman nan bertugas di RSUD dr Adnaan WD, meski tidak memiliki latar belakang pendidikan kesehatan. Tapi, mereka cepat beradaptasi dan cekatan membantu pasien, juga membantu Perawat atau Dokter yang sedang kewalahan menangani pasien. Seperti membantu pasang spalak pada pasien patah tulang. Melakukan stuing, saat pemasangan infus, dan lainnya.
"Saya sangat menyukai pekerjaan ini. Sungguh menantang, setiap dinas saya menyaksikan berbagai persoalan hidup, yang bisa Saya ambil hikmahnya. Awalnya, memang Saya cemas dan gugup melihat pasien kecelakaan patah tulang dan berdarah-darah, serta muntah. Bahkan menyaksikan kematian. Tapi, itu sudah bisa Saya atasi, hingga hari ini Saya menikmati pekerjaan ini, "ungkap Kesper.
Pria yang berstatus lajang ini mengaku, " Saya selalu belajar secara otodidak tentang istilah medis. Karena di rumah sakit, banyak istilah medis yang sulit dipahami kalau tidak dipelajari. Jadi, Saya rajin bertanya dan cari informasi di internet. Kalau Saya tidak paham, nanti Perawat di bangsal bertanya, Saya kesulitan menjawabnya," tuturnya pada Medianers.
Terakhir, Kesper yang telah mengabdi selama 12 tahun di RSUD dr Adnaan WD secara diam-diam telah lulus SLTA paket C, ia berharap dapat melanjutkan pendidikan, dan ia juga mendambakan kesempatan suatu hari nanti diterima menjadi ASN. "Saya berharap bisa jadi ASN, agar bisa melanjutkan kuliah ke D-Keperawatan. Saya ingin jadi Perawat. Kalau status kontrak ini, rasanya sangat berat mewujudkannya," harapnya.
Terpisah, Ns. Bismar, S.Kep selaku Kepala Bidang Keperawatan RSUD dr Adnaan WD, dan sebagai penanggung jawab penempatan Brankarman mengatakan, " petugas Brankarman sudah kita bekali dengan pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD), juga dengan pelatihan internal rumah sakit terkait pekerjaan yang diemban. Brankarman dalam bekerja juga berdasarkan pengawasan, dan mereka juga sudah terlatih," tutupnya.(Anton Wijaya)