Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pemilihan Ketua PPNI Diiringi Kekecewaan dan Tangisan

Medianers ~ " Tanpa mengurangi rasa hormat, kepada seluruh anggota yang hadir, dan seluruh pemberi hak suara. Yang telah memberikan kepercayaan. Saya mohon maaf tidak dapat mengabulkan permintaan. Saya tidak mau lagi jadi ketua PPNI. Saya menentukan pilihan ini, bukan 2 hari ini saja. Tapi, jauh sebelum hari ini, " kata Jasmarizal.

"Sejak 8 bulan yang lalu. Saya telah bertekad untuk tidak lagi jadi ketua umum PPNI Sumbar. Saya harap, mengerti dengan keadaan saya. Saya telah memikirkan keputusan ini dari berbagai aspek, dan pilihan saya tidak bisa dirubah, " imbuh Jasmarizal penuh wajah haru.

Kepercayaan anggota PPNI Sumbar, yang ditujukan pada  Jasmarizal bukan isapan jempol belaka, tapi benar-benar kepercayaan tulus dan spontanitas. Jika di  flash back kinerja yang telah ia laksanakan beserta jajarannya, di 5 tahun terakhir, sangat mencengangkan.
Terkait : Laporan Kinerja PPNI Sumbar
Banyak program kerja terlaksana, dan beliau mampu mengangkat citra PPNI di Sumbar. Hal tersebut membuat peserta Musprov (Musyawarah Provinsi) yang hadir sangat antusias, Jasmarizal, mau memimpin PPNI Sumbar, kembali.

Mengingat pernyataan beliau 1 hari sebelumnya, saat menyampaikan laporan kerja, selama menjadi ketua PPNI Sumbar. Yang mana menyatakan, " saya tidak ingin lagi dicalonkan jadi ketua PPNI Sumbar," katanya. Dan di hari pemilihan, ia masih bersikukuh untuk tidak dicalonkan kembali, sembari meneteskan air mata.

Musprov ke-5 itu, berlangsung di Hotel Sahid, Muaro Sijunjung, Sumatera Barat. Pada tanggal 18 Maret 2011. Untuk memilih ketua umum PPNI Sumbar priode 2010-2015.  Dari 19 DPD Kabupaten/ Kota yang ada di Sumbar, hanya 3 DPD yang tidak hadir.

Uniknya, saat ketua sidang dipimpin oleh Juli Ardinsyah, S.Kp mengumumkan Bakal Calon (Balon) yang diusulkan oleh 16 DPD. Semuanya, tertuju pada Jasmarizal. Secara psikologis, menandakan betapa inginnya seluruh anggota PPNI yang hadir, dipimpin lagi oleh Jasmarizal 5 tahun ke depan.

Seusai Jasmarizal menyatakan menolak dicalonkan kembali. Seluruh ruangan terasa hening. Apa yang diucapkan Jasmarizal membuat anggota sedih dan kecewa. Langka di negri ini, yang mau menolak dengan konsisten. Untuk jadi ketua umum di sebuah organisasi nan memiliki ribuan anggota.

Sehingga ketua sidang mengendalikan situasi, dengan harapan dapat pencerahan dari dewan penasehat PPNI, yaitu Zainal Abidin, mantan ketua umum PPNI Sumbar, priode 2000-2005.

Ketua-PPNI-Sumbar

"Saya sungguh terharu pada pemilihan ketua umum Musprov PPNI, Sumbar ke 5 ini. Seumur hidup baru kali ini melihat kepercayaan besar yang diberikan anggota terhadap pemimpinnya. Seratus persen harapan besar diberikan pada pak Jasmarizal. Ini sungguh luar biasa," kata Zainal Abidin di podium.

"Hal terpenting dalam sebuah organisasi bukan seorang pemimpin yang mampu menjalankan AD/ART.  Tapi, seorang pemimpin yang diakui dan diharapkan keberadaanya oleh anggota. Nah, kondisi itu yang saya lihat dan rasakan hari ini, " tukuk Zainal Abidin.

"Saya berharap pak Jasmarizal, mau merubah keputusan dan mengemban amanah, sebab seorang pemimpin yang baik adalah mampu mengalahkan dirinya sendiri," Zainal Abidin memberikan saran.

Dari sebelah kiri ruang sidang, terisak seorang ibu muda yang notabene adalah ketua pelaksana Musprov, sekaligus ketua PPNI Kabupaten Sijunjung, bernama Rika Susanti. Ia sungguh sedih, dan mengekspresikan kekecewaan dengan menangis.

Melihat kondisi demikian, ketua sidang memberikan kesempatan pada beliau untuk bicara. Sebagai pertimbangan bagi pak Jasmarizal untuk merubah keputusan, kami persilahkan ibu menyampaikan saran," kata Juli Ardinsyah sembari mempersilahkan.

Terisak-isak, apa yang ia ungkapkan tidak jelas, kedengaran bising, sehingga penulis menyimpulkan. Bahwa, yang diinginkan  Rika Susanti adalah, pak Jasmarizal mau merubah keputusan.

Situasi menjadi vakum. Jasmarizal tak bergeming dengan keputusannya. Sehingga diambil alih oleh Warif Sawana, merupakan utusan DPP- PPNI." Sepertinya, kita tidak bisa memaksakan, ini harus ada jalan keluar yang cerdas, sebaiknya pimpinan sidang menskor sidang selama 10 menit. Untuk menenangkan keadaan," sarannya.

Akhirnya, seluruh anggota sidang yang hadir pun setuju, dan ketua sidang mengetuk palu. Setelah sidang diskor, dewan penasehat dan jajaran pengurus PPNI Provinsi, serta daerah berkumpul. Mereka duduk melingkar, membahas sesuatu yang penulis tidak bisa ikuti.

Karena pembicaraan tertutup, sehingga ketika skor sidang dicabut, dan seluruh anggota masuk. Ketua sidang mengumumkan, penambahan masa skor sampai pukul 19.00 wib. Setelah itu, dilanjutkan kembali untuk pemilihan kepengurusan. (Anton Wijaya)
Terkait :Lanjutan Pemilihan Ketua Umum PPNI Sumbar