Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dilema Perawat Menolak Upah Murah

Medianers ~ Isu menolak upah murah dikalangan profesi perawat tidak begitu menarik didengungkan, mengingat lowongan pekerjaan semakin sulit. Sedangkan tamatan sekolah perawat menjamur. Jadi, mau tidak mau, tidak ada pilihan lain, selain bersedia digaji rendah.

Sepertinya tren negatif ini akan terus berlangsung, meskipun organisasi PPNI menyuarakan menolak upah murah bagi perawat, namun perawat itu sendiri tetap menerima tawaran pekerjaan walaupun di gaji rendah.

Ya, dari pada menganggur, ilmu yang dimiliki bisa hilang. Demikian alasan klasik yang melatarbelakangi. Sebab ilmu keperawatan merupakan ilmu praktis yang harus dipraktekkan.

Manakala ada seorang perawat menolak di gaji murah, maka perawat lain akan menerima tawaran itu. Jadi, bagi perawat idealis akan tergilas oleh pencari kerja yang menerima saja tanpa mempedulikan standar UMR/ UMK.

Idealnya, standar yang sudah ditetapkan masing-masing propinsi dalam penetapan gaji pekerja sesuai UMR, wajib ditaati oleh instansi, dan perusahaan yang akan memperkerjakan. Tapi, kenyataan di lapangan masih saja ada Perawat yang mengeluhkan digaji di bawah standar.

Isu menolak upah murah diprofesi perawat bagaikan dilema, bila seseorang menolak tawaran pekerjaan yang digaji dibawah UMR, maka pekerjaan tersebut akan disabet perawat lainnya. Meskipun standar penggajian sudah ada, namun kenyataan dilapangan masih saja banyak perawat digaji di bawah standar. (AW)