Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dua Kali Jadi Relawan Untuk Rohingya, Ini Kesan Ners Aris Selama di Pengungsian

Medianers ~ Konflik etnis Rohingya,di Myanmar telah menyebabkan eksodus besar-besaran ke luar negaranya. Pengungsi yang melarikan diri dari negaranya karena alasan keselamatan, hingga tinggal di beberapa titik pengungsian di Cox Bazar, Bangladesh.

Kondisi demikian menimbulkan dampak serius bagi para korban, salah satunya kesehatan, sehingga memanggil aktifis, relawan dan Non-Governmental Organization (NGO) diberbagai belahan dunia untuk peduli terhadap krisis kemanusiaan yang melanda etnis Rohingya tersebut.

Termasuk tenaga Kesehatan Indonesia untuk ambil bagian, dia adalah, Ns. Aris Nur Ramdhani, S.Kep. Beliau, Perawat lulusan Akper Sumedang (2010), bergabung dalam misi kemanusiaan Rohingya, dibawah 'bendera' Indonesian Humanitarian Alliance (IHA) sebagai volunteer di Camp pengungsian.

Pengakuan Ns.Aris, jebolan Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia (FIK-UI) tahun 2016 itu, "program IHA salah satunya menangani masalah kesehatan pada ribuan pengungsi di camp pengungsian Blok G Jamtoli, Cox Bazar - Bangladesh."

Semenjak pertama kali bergabung, pada Oktober 2017, Ns.Aris menyaksikan telah banyak progres pembangunan kesehatan dan kualitas pelayanan kesehatan telah jauh lebih  baik di camp pengungsian. Hal tersebut dirasakan setelah kedatangannya pada misi kedua, Januari 2018.

"Camp medis IHA menyediakan pelayanan kesehatan primer, penanganan difteri, ibu menyusui, program promosi kesehatan dan penyediaan water purifier dimana terintegrasi dengan lembaga Internasional MSF, BRAC, IOM dan Rumah Sakit Daerah setempat melalui sistem rujukan yang terorganisir," kata Ns.Aris.

Ada peristiwa yang istimewa dimana pada misi ke-2 tersebut, Ns. Aris berkesempatan bertemu dengan kunjungan pemerintah Indonesia yang dipimpin oleh Presiden, Joko Widodo datang ke camp IHA, dan memberikan bantuan dan dukungan terhadap pengungsi Rohingya.  

Kemudian, sebagai relawan didaerah yang jauh dari keluarga dan negara, Ns.Aris mengaku sangat terkesan, dan bersyukur telah bisa membantu sesama umat melalui profesi Perawat yang ia emban saat ini.

“Semoga dengan peristiwa ini, saya bersama IHA bisa menjadi bagian dalam perdamaian dunia dan kemerdekaan untuk masyarakat Rohingya,"ujar Ns.Aris.

Ia menambahkan, “Perawat memiliki bagian yang penting dalam kegiatan ini, saya berharap dapat selalu memberikan asuhan kepada individu, keluarga dan masyarakat didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, yang ditunjukan melalui sikap perilaku berdasarkan etika keperawatan baik lokal maupun internasional, dan memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi manusia di dunia." (AW/rel/Foto:Aris)