Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menulis untuk nenek, nun jauh disana

Cucumu telah besar nek, sekarang dia tumbuh cerdas dan tampan, tidak lagi penangis seperti 20 tahun yang lalu. 

Nenek, apa kabarmu di alam baka sana, meskipun kita tidak akan bertemu lagi, masih segar di ingatanku tentang senyumanmu, tentang rona wajahmu yang adem, membuat hati teduh menatapmu.

Kolak pisang yang di buatkan emak, tumpah di sajadahmu, ketika di surau sebelah rumah, tempat kau selalu sholat di bulan ramadhan, kakiku tersandung tikar waktu itu, karena berlari terbirit-birit membawa agar kolak pisang masakan emak itu bisa kau cicipi sebagai makanan pembuka puasa.

Nenek, kenapa tidak marah saja saat itu, akanku terima dengan iklas hardikanmu, namun kau mengusap rambutku, kau kecup keningku, kau bilang “ Nenek sayang kamu, nanti nenek bersihkan lagi sajadah ini dan kolak pisangnya nenek buat lagi bareng emakmu”.

Seandainya emak tau kejadian itu, dia akan memarahiku, kolak pisang itu panen pertama dari kebun peninggalan kakek, emak bernazar kalau pisang ini berbuah, akan di buat kolak dan orang pertama yang mencicipi adalah nenek.

Penyesalanku tidak berguna lagi nek, kenangan terakhir di surau tua itu, tak bisa ku lupakan, kolak yang tak sempat kau cicipi itu, membuatku selalu kangen akan kepergianmu.



Nenek, aku tidak sempat minta maaf waktu menumpahkan kolak pisang di sajadahmu, “maafkan cucumu nek”, aku selalu rindu, rindu senyumanmu, rindu belainmu, aku tahu ketika emak sakit parah, engkaulah yang mengasuhku, memandikan, merawat dan memberi uang jajan, sekarang aku tidak bisa merasakan itu lagi nek.

Bagiku, kau adalah nenek super yang sayang cucu, tidak diskriminasi, tidak arogan dan sangat bijaksana. 

Teruslah tersenyum nek, aku cinta kamu, aku menuliskan ini agar kau tersenyum, tersenyum tersipu malu, tersenyum telah memiliki cucu yang perayu dan menyanyangimu. 

Nenek, senyumanmu itu membawa inspirasi bagiku dalam menulis, menuliskan cerita ini untukmu, meskipun orang lain tidak memahaminya, aku tidak perduli, bagiku kau ada dalam jiwaku dan aku selalu menyanyangimu. 

I love you untuk almarhum nenek, semoga amal baiknya di terima disisi allah S.W.T. Amin.

1 komentar untuk "Menulis untuk nenek, nun jauh disana"

  1. ternyata blog ini masih ada mas Anton, blog inilah yang pertama aku kenal

    BalasHapus