Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bubar di Rumah Bako

Medianers ~ Ketertarikan untuk Bubar (Buka Bareng) bersama Fosil Pemko Payakumbuh ada 2 alasan. Pertama untuk menjalin silaturahim di Bulan Ramadhan, kedua penasaran untuk mengetahui lokasi Rumah Bako Cafe. Kata teman, tempat bubar yang direncanakan ini sangat bagus untuk dikunjungi.

Pukul 17.10 wib, saya ditelpon oleh Rendi. Uda jadi ikut bubar? saya jawab. Jadi Ren, dimana ngumpul? Rendi membalas. Langsung kelokasi saja da, sebagian kawan-kawan sudah menuju kesana, sekarang Rendi di terminal koto nan 4 menunggu 1 orang teman lagi, dan sebaiknya kita bertemu di pertigaan simpang Lampasi. Habis itu kita berangkat bareng ke Rumah Bako Cafe. Tanpa pikir panjang, langsung saya oke kan.

Saya bergegas, memasuki jalur dua, rem mulai difungsikan, jalanan macet oleh kendaraan. Sejak awal Ramadhan jalanan menuju Pasar payakumbuh pada sore hari sangat semrawut, motor bejibun, mobil merangkak, Polisi harus bekerja ekstra mengatur lalu lintas. Mau tidak mau, saya harus melewati jalur macet ini untuk menuju simpang bunian,simpang Napa dan pertigaan simpang lampasi.

Area macet dijantung kota Payakumbuh telah saya lewati, mungkin Rendi telah menunggu ditempat janjian. Saya telat. Barangkali salah satu alasan Fosil (baca: Forum Silaturahmi) memilih tempat yang jauh dari keramaiaan agar suasana bubarnya terasa khidmat. Kalau rumah makan atau cafe yang ada dalam Kota, selalu ramai selama Ramadhan.

Rupanya di Simpang Lampasi, saya sudah ditunggu oleh 4 orang CPNS Kota Payakumbuh, termasuk Rendi, insyaallah akhir tahun 2012 ini, keempatnya resmi menjadi PNS 100 persen.

Tanpa basa-basi, kami berlima menuju Rumah Bako Cafe dengan sepeda motor. Rumah Bako Cafe terletak di Jorong Talago, Nagari Taeh Bukik, Kecamatan Payakumbuh, Kabupaten Lima Puluh Kota (Sumbar).

Sampai di Lubuak Batingkok, saya mulai merasakan hawa dingin, sepertinya tidak lama lagi sampai di tujuan. Informasi teman di Facebook, Rumah Bako Cafe terletak di ketinggian (bukit).

Saya mendapati jalan berliku, kemudian ada pendakian lumayan tinggi. Sepertiga habis pendakian, tacelak (terlihat cantik) Rumah Bako Cafe yang dindingnya didominasi kaca polos tebal. Kami langsung belok kiri ke halaman parkir dan sudah ada sekitar 30 orang Fosil menanti.

Alhamdulillah, kami bersilaturahim juga. Saya disalami buk Riri, buk Helen, kalau tidak salah buk ocha satu lagi, serta Rendi Rozeno. Dan, banyak juga yang belum saya kenal, tapi ada sebagian saya salami dan ada yang tidak, karena posisi masing-masing kawan tersebut berpencar, sehingga saya sedikit malu untuk mendekati satu persatu.

Halaman Rumah Bako Cafe lumayan luas, meja dan kursi tersusun apik. Kawan-kawan Fosil menikmati pemandangan, hamparan hijau diselingi awan yang mulai berkabut menutup jangkauan pandangan. Saya menduga, jika malam mungkin lampu dari kota Payakumbuh akan kelihatan kedap-kedip seperti bintang dihalaman ini. Sayangnya, terhambat kabut, mungkin tidak bisa disaksikan sehabis berbuka nanti.

Udara mulai menyusupi sendi-sendi tulang, saya lupa bawa jaket. Tidak begitu lama, waktu berbuka datang. Kami bersegera masuk dalam ruangan dan sangat siap menyantap ayam dan ikan panggang menu andalan Rumah Bako Cafe.

Ada yang minum habis itu langsung sholat, ada juga kawan yang langsung mengisi sumatera tengah (baca: makan), kemudian menikmati pemandangan diluar sambil merokok.

Manusia akan senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.(HR. al-Bukhari dan Muslim)

Tibalah masa penutupan, seperti biasa Nessa Morena ambil posisi untuk memimpin diskusi tentang rencana kegiatan halal bil halal. Dan, Arip pun dipersilahkan untuk mengumumkan pernikahanya yang akan berlangsung sehabis lebaran. Akhirnya, kegiatan selesai dan kami saling berpamitan untuk pulang.(Anton Wijaya)