Setelah 3 bulan Berhenti Merokok Berat Badan Naik dan Dada Terasa Plong
Medianers ~ Sekitar 2 minggu yang lalu Saya ketemu lagi teman lama waktu masih kuliah. Ia sempat tidur semalam di rumah Saya. Ada yang berubah dengannya, perubahan pertama pipi dan badannya tidak lagi kempes kayak triplek, sedangkan perubahan kedua Ia tidak lagi menghisap rokok setelah makan.
Sehabis sarapan pagi, saya meletakan asbak rokok di atas meja, lalu membuka semua jendela dan mengarahkan kipas angin yang menyala kearah kami agar asapnya keluar rumah, mengingat putri kecil saya 2 orang ada dalam rumah.
Teman saya langsung heran, "kenapa," tanyanya? Lalu ia ulas "Saya sudah berhenti merokok sejak 3 bulan yang lalu," tambahnya. Akhirnya kipas angin saya matikan dan asbak rokok saya singkirkan.
Usut punya usut, kenapa ia bisa berhenti merokok? Karena terinspirasi oleh temannya pula yang berdomisili di Pekan Baru, temannya tersebut berat badannya naik dan dada terasa lapang setelah bangun pagi, yang biasanya batuk-batuk dulu.
Mendapat keterangan dari temannya tersebut, ia pun, bersungguh-sungguh ingin berhenti merokok. Karena ia merasa sama kurus dengan temannya itu. Segala usaha pernah ia coba namun berat badan tidak bisa naik. Sedangkan orang yang menginspirasi itu menampakkan hasil, badannya tidak lagi kurus.
"Awalnya benar-benar susah, banyak godaan, saya alihkan keinginan untuk merokok dengan kegiatan lain. Kadang-kadang saya merasa seperti orang bodoh. Mungkin efek buruk dari kecanduan. Alhamdulillah semua itu sudah saya lewati, dan tidak akan lagi menghisap rokok," ungkapnya.
Pengakuannya, ia merasakan makan selalu lahap sejak berhenti merokok. Ketika masih merokok, makan pagi saja bisa jam 2 siang, Yang utama itu segelas kopi dan 2 bungkus rokok, tambahan paling roti atau gorengan, jelasnya.
Ia menambahkan, "setelah beberapa hari berhenti merokok. Bangun tidur badan terasa segar, kerongkongan tidak lagi terasa ada lendir yang menganggu, dada terasa plong, nafas terasa lega, dan pagi-pagi Saya sudah sarapan, karena perut mudah lapar," terangnya berapi-api. (Anton Wijaya)