Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Nasib Perawat Bagaikan Telur Mata Sapi

Medianers ~ Si Baim, teman penulis yang saat ini bertugas sebagai Perawat di Instalasi Bedah Sentral pernah berkata, "nasib Perawat itu sama seperti telur mata sapi. Padahal ayam yang bertelur, tapi sapi yang dapat nama," ucapnya, pada penulis suatu ketika.

Telur mata sapi yang dimaksud, yaitu telur ayam di goreng pakai minyak di dalam wajan atau teflon. Nama lainnya disebut juga telur goreng ceplok. Di daerah penulis, jarang sekali orang menyebutnya telor ceplok, tapi diberi nama telur mata sapi. Telur mata sapi siap untuk disajikan di atas meja makan, yang bisa membuat orang kelaparan menjadi kenyang dan mendapatkan nilai gizi seperti protein sebagai zat pembangun. Sering telur jadi persediaan dan cadangan bagi ibu rumah tangga, anak kos dan siapa saja, sebab memasaknya sangat praktis, dan mudah mendapatkannya serta murah prosesnya.

Jika ada makanan dan menu lainnya, goreng telur mata sapi bukanlah pilihan utama, sang telur akan di inapkan saja dalam kulkas. Kecuali dalam keadaan darurat, seperti cadangan makanan lainnya habis, atau keuangan sedang menipis, maka telur mata sapi jadi pilihan utama.

Demikian juga kondisi Perawat di Pelayanan kesehatan, meskipun Perawat yang melakukan tindakan pertolongan, sang Perawat sulit dapat pengakuan. Baik pengakuan dari segi tarif dan jasa, maupun dari segi legalitas.

Saat Perawat dibutuhkan, ia boleh melakukan tindakan, ketika berurusan dengan hukum positif, maka Perawat siap untuk dipenjarakan.

Saat Perawat berhasil melakukan pertolongan, jangan harapkan menuai pujian, bilamana Perawat gagal dalam pekerjaan, maka siap-siap untuk dipidanakan. Yah, penulis tidak perlu membuat contoh, karena sudah banyak berita buruk tentang Perawat, di banding berita baik.(AntonWijaya)