Jenazah Perawat Ditolak, PPNI Payakumbuh: "Kami Berduka"
Medianers ~ Penolakan pemakaman jenazah perawat berinisial NK, oleh sekelompok warga di Jawa Tengah, membuat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) berduka. Tak terkecuali di Kota Payakumbuh.
"Penolakan pemakaman sejawat kami oleh sekelompok warga di Jawa Tengah, membuat kami berduka, "kata Ns.Vanda Sandriana, S.Kep, Ketua DPD-PPNI Kota Payakumbuh, Sabtu 11 April 2020.
"Saya mengimbau teman perawat di Kota Payakumbuh, agar memasang pita hitam di lengan kanan. Sebagai bentuk solidaritas terhadap sejawat kita yang meninggal karena Covid-19," tambahnya.
"Sebagaimana seruan Ketua DPW- PPNI Jawa Tengah, Edy Wuryanto, maka pita hitam digunakan mulai hari ini, sampai satu minggu ke depan. Dimulai tanggal 10-16 April," lanjut Vanda Sandriana.
Terpisah, Edy Wuryanto menyatakan PPNI sangat menyayangkan penolakan terhadap perawat yang sudah berjuang di lini depan menangani Corona. Stigma negatif berlebihan tersebut menimbulkan kekecewaan.
“Kami sangat kecewa dan prihatin atas respon berlebihan dari masyarakat di lokasi pemakaman. Hal itu tidak sepantasnya dilakukan kepada profesi perawat yang telah mempertaruhkan jiwa raganya,” ungkapnya di Sekretariat DPW PPNI Jawa Tengah.
Kronologis kejadian, Perawat berinisial NK, berusia 38 tahun, meninggal dunia di RSUP Dr. Kariadi Semarang, Jawa Tengah, Kamis pukul 12.25. Dia meninggal karena menangani pasien positif virus corona COVID-19.
Almarhumah ditolak dimakamkan di pemakamam daerah Ungaran, Kabupaten Semarang oleh sekelompok warga. Akhirnya, jenazah perawat NK dimakamkan di pemakaman keluarga pegawai RSUP, Kariadi semarang.
Sejauh ini, jelas Rohman Azzam, Ketua Bidang Sistem Informasi dan Komunikasi, DPP PPNI bahwa, "perawat meninggal sudah ada 10 orang datanya, itu terjadi di berbagai tempat," jelasnya. (Anton Wijaya)