Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jadi perawat bukan pilihan tapi panggilan jiwa

Beragam latar belakang kehidupan, melahirkan multi disiplin ilmu yang pada hakikatnya untuk memajukan derajat kehidupan manusia.Dari sekian banyak jenis keilmuan akhirnya melahirkan banyak jenis profesi.Di bidang kesehatan,profesi keperawatan merupakan yang paling besar dari segi jumlah SDM dan profesi yang paling lama waktunya berinteraksi dengan pasien.

Sebelum lahirnya keperawatan modern yaitu sebelum abad ke 18, semua orang bisa merawat orang yang sakit berdasarkan Mother insting atau naluri ke ibuan,karena keperawatan asal katanya rawat maka tidak susah untuk melakukan hal tersebut tapi pada masa itu belum ada seorangpun melakukanya berdasarkan ilmu dan kiat yang didapat dari pendidikan formal ilmu keperawatan

Pada tahun 1837, seorang wanita dari keluarga Aristokrat Inggris yaitu Florencce Nightingle mengatakan dalam buku harianya ”Tuhan berbicara denganku dan memanggilku untuk melayaninya”.Sejak saat itu dia aktif dalam bentuk sosial dan pendidikan, kemudian selama perang Crimea, florence nightingle menjadi tenaga sukarela di Scutari Turki untuk melakukan perawatan pada militer yang terluka dan terinfeksi akibat perang.

Pada masa itu dia melihat para pekerja wanita dirumah sakit belum cukup baik dalam merawat,kurang pendidikan dan belum ada perawat yang profesional. Setelah perang usai, Nightingle kembali ke Inggris Berdasarkan pengalaman dan pengamatanya serta didukung dana yang didapat dari amal rakyat inggris dalam bentuk penggalangan ’Dana Nightingle’maka dia mendirikan Lembaga pengajaran untuk perawat di Rumah sakit St.Thomas dan Rumah sakit King’s college di London.

Beberapa tahun kemudian, perawat yang telah didiknya,diminta untuk mengajar dan bekerja di rumah sakit di beberapa negara di eropa dan Florence nightingle di percaya sebagai pelopor ilmu keperawatan modern.Atas jasanya Nightingle menerima sejumlah penghargaan seperti Order of Merit dari Raja Edward VII, The Royal Red Cross dari ratu Victoria, Cross Of Merit dari Jerman dan Secoury Aux Blesses Militaires dari Prancis.

Dewasa ini perkembangan keperawatan di Indonesia telah mengalami perubahan pesat menuju perkembangan keperawatan sebagai profesi, yang mana dirumuskan saat Lokakarya Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) pada tahun 1983, yang merupakan titik tolak diterimanya profesionalisme Keperawatan.Hal tersebut,juga di kukuhkan oleh UU No.23 Tahun 1992 pada Pasal 32 ayat (4) dan Pasal 53 ayat (1) dan (2).

Keperawatan merupakan suatu profesi maka harus memiliki ilmu pengetahuan,keahlian,sikap dan prilaku yang baik,sebagaimana diungkapkan oleh Hughes,E.C (1993) ”bahwa profesi adalah profess yang artinya mengetahui lebih baik tentang suatu hal dari orang lain,serta mengetahui lebih baik dari klienya tentang apa yang di derita atau terjadi pada klienya”.

Pada hakikatnya,keperawatan adalah suatu profesi yang mengabdi kepada manusia dan kemanusiaan artinya profesi ini lebih mendahulukan kepentingan kesehatan masyarakat dari pada kepentingan pribadi.Profesi perawat merupakan pekerjaan yang penuh stress dan tekanan karena menghadapi dan melayani berbagai jenis orang dengan latar belakang dan budaya yang berbeda juga dengan keluhan-keluhan yang kompleks.Sekecil apapun keluhan pasien dirumah sakit dan di masyarakat harus ditanggapi dengan serius dan sabar kalau tidak yang bersangkutan akan di stempel ’perawatnya judes’.

Profesi perawat adalah profesi yang harus banyak sabar,cepat tanggap,banyak senyum,penuh kasih sayang,harus ramah juga pintar dan bukan profesi yang banyak uang,penuh prestise,penuh pujian dan penuh jabatan.Menjadi perawat bukanlah pilihan bagi banyak orang karena disamping beban tugas yang konkret dengan keluhan, juga jauh dari kesejahteraan karena belum jelasnya jenjang karir dan kompetensi.