Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perubahan Fisiologis Masa Nifas

Medianers ~ Setelah melahirkan bayi, atau pada masa nifas terdapat beberapa perubahan fisiologis yang akan dialami ibu. Perubahan dimaksud terjadi pada fisik, rahim dan sistim hormonal, lengkapnya sebagai berikut:

Perubahan Uterus

Secara berangsur – angsur uterus (rahim) menjadi kecil (involusi) sehingga kembali seperti sebelum hamil, setelah plasenta lahir uterus merupakan alat yang keras, karena kontraksi dan retraksi otot-ototnya.

Fundus uteri 3 jari dibawah pusat. Selama 2 hari berikutnya, besarnya tidak terlalu berkurang tetapi sesudah 2 hari, uterus mengecil dengan cepat sehingga pada hari ke-10 tidak teraba dari luar.

Setelah 6 minggu uterus ukurannya kembali normal. Epitelerasi siap dalam 10 hari, kecuali pada tempat plasenta dimana epitelisasi memakan waktu tiga minggu.

Perubahan pada serviks

Setelah persalinan, bentuk serviks agak berubah seperti corong berwarna merah kehitaman. Konsistensinya lunak, kadang-kadang terdapat perlukaan-perlukaan kecil setelah bayi lahir.

Tangan masih bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-3 jari dan setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari.

Perubahan Endometrium

Timbul trombosis, degenerasi dan nekrosis, di tempat implantasi plasenta. Pada hari-hari pertama, endometrium setebal 12,5 mm akibat pelepasan selaput janin (Sarwono,2007:237-238).

Lochea

Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dalam masa nifas. Pada hari pertama dan kedua lochea rubra atau lochea cruenta, terdiri atas darah segar bercampur sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, sisa-sisa verniks kaseosa, lanugo dan mekonium.

Lochea Rubra (cruenta) berisi darah segar dan sisa selaput ketuban, sel-sel dari desidua, verniks kaseosa, lanugo dan mekonium.

Lochea Sanguinolenta berwarna merah kuning berisi darah dan lendir hari ke 3-7 pasca persalinan.

Lochea Serosa berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-14 pasca persalinan. Lochea Alba cairan putih setelah 2 minggu.

Lochea Purulenta  terjadi infeksi, keluaran cairan seperti nanah berbau busuk. Lochea stasis : lochea tidak lancar keluarnya. (Mochtar,Rustam,1998:116)

Sistem Endokrin

Terjadi penurunan kadar HPL (Human Plasental Lactogen), estrogen dan kortisol serta plasenta enzyme insulinase sehingga kadar gula darah menurun pada masa puerperium.

Kadar estrogen dan progesteron menurun setelah plasenta keluar. Kadar terendahnya dicapai kira-kira 1 minggu post partum.

Penurunan ini berkaitan dengan pembengkakan dan diuresis cairan ekstraseluler berlebih yang terakumulasi selama hamil.

Pada wanita yang tidak menyusui estrogen meningkat pada minggu kedua setelah melahirkan dan lebih tinggi dari pada wanita yang menyusui pada post partum hari ke- 17.

Pembuluh Darah Rahim

Dalam kehamilan, uterus mempunyai banyak pembuluh-pembuluh darah yang besar, karena setelah persalinan tidak diperlukan lagi peredaran darah yang banyak.

Bila pembuluh darah yang besar, tersunbat karena perubahan pada dindingnya dan diganti oleh pembuluh-pembuluh yang kiri.

Dinding perut dan peritoneum Setelah persalinan dinding perut longgar karena disebabkan lama, tetapi biasanya akan pulih kembali dalam 6 minggu.

Pada wanita yang asthenis menjadi diastasis dari otot-otot rectus abnominis sehingga sebagian dari dinding perut di garis tengah terdiri dari peritoneum, fascia tipis dan kulit. Tempat yang lemah dan menonjol kalau berdiri atau mengejan.

Bekas Implantasi Plasenta

Placental bed mengecil karena kontraksi dan menonjol ke kavum uteri dengan diameter 7.5 cm. Sesudah 2 minggu menjadi 3,5 cm, pada minggu ke enam 2,4 cm dan akhirnya pulih.(Berbagai sumber)

Posting Komentar untuk "Perubahan Fisiologis Masa Nifas"