Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Apa Pasal, Prof. Achir Yani Diminta Memimpin PPNI Kembali?

munas-ppni-IX-palembang
Meskipun bursa calon ketua umum PPNI telah mengapung pada Munas PPNI ke IX Palembang di Media Sosial, hanya Prof. Achir Yani S Hamid yang saya kenal, dibanding 3 calon kuat lainnya.

Apa pasal?

Karena Prof. Achir Yani S Hamid memanfaatkan media sosial untuk bersosialisasi dan menjaring aspirasi Perawat yang ada dimanapun, sedangkan calon lainnya?..entah kemana.

Saat gempa september 2009 Padang Pariaman (Sumbar), Prof. Achir Yani S Hamid, pernah menelpon saya, menyemangati, memberi support, serta mengirim pulsa Rp. 100 ribu, padahal ia tidak mengenal saya. Yang ia tau saya Perawat berdomisili di Sumbar, dan sedang memberi bantuan kemanusian di Padang Pariaman, daerah paling parah terimbas bencana gempa, alasannya mengirimkan pulsa, agar saya melaporkan sejauh mana perkembangan bantuan kemanusian, apakah butuh Perawat, bantuan dan bagaimana andil PPNI, sayangnya saya tidak bisa melaporkan karena jaringan komunikasi telkomsel saat itu lumpuh. 

Prof. Achir Yani mengetahui identitas saya dari ibu Nofiah Ismail  pemimpin Tabloid Ners , kebetulan masa itu (2009) saya agen tabloid tersebut di Sumbar . Alangkah terkejutnya diri ini mendapat semangat dari sang ketua PPNI, yang mau "berempati". Perawat tidak saja harus memikirkan bagaimana kesejahteraan profesi, tetapi bagaimana empati perawat melalui PPNI pada masyarakat?

Hal inilah yang membuat saya terkesan pada Prof. Achir Yani, dan berharap ia memimpin kembali PPNI untuk 5 tahun kedepannya. Yang pintar banyak, apa lagi yang cum laude, tapi yang bersosialisasi dan yang empati itu saat ini mulai langka di zaman hedonis seperti sekarang ini. 

Perawat itu tidak butuh pemimpin yang tidak bisa mengakomodasi aspirasi dari bawah dengan cara apapun dan kapanpun, sedangkan prof. Achir Yani mudah menghubunginya via FB. Perawat tidak butuh pemimpin yang " melihat keatas" tapi butuh pemimpin yang ikut merasakan nasib perawat yang dibawah, yang masih memikirkan sesuap pagi dan sesuap petang. 

Perawat tidak butuh pemimpin yang selalu memikirkan egoisme profesi, tapi butuh pemimpin yang peduli terhadap kemanusiaan. Saya melihat itu ada di diri prof. Achir Yani .Semoga beliau bersedia dipilih kembali pada Munas PPNI Ke IX di Palembang yang berlangsung 7-10 Mei 2015.