Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Senyum dan salam therapeutik


" Assallamuallaikum. Selamat pagi pak/buk! Apa yang anda rasakan hari ini? atau apa yang bisa kami lakukan untuk mengurangi keluhan anda, atau apa yang bisa kami bantu?."
Ketika pertama kali bertemu pelayan publik, ia menghadiahi anda senyuman, serta mengucapkan salam seperti kalimat diatas. Apa yang anda rasakan?

Indonesia pernah dinobatkan sebagai negara paling murah senyum didunia oleh Better Business dalam survei The Smiling Report (2009). Pada tahun yang sama, serta survey yang sama indonesia juga disebut sebagai negara paling murah mengucapkan salam.

Senyum dan salam ini, sangat penting diterapkan oleh pelayan publik. Terutama oleh petugas yang bekerja di institusi milik pemerintah. Sebab, klien yang dilayani rata-rata wajib pajak, dari pendapatan pajak itulah, sumber gaji pelayan publik dibawah surat keputusan pemerintah.

Selain pajak, senyum dan salam bagian dari 'kewajiban kecil' bagi pelayan publik untuk memberikan pelayanan terbaik pada konsumen, bukan sebaliknya, ingin dilayani, dan disapa duluan.

Cakupan kerja pelayan publik sangat luas. Mulai dari kelurahan, hingga departemen. Di daerah, sebagian kalangan beranggapan, pelayan publik paling primadona adalah jadi PNS. Terkait, jaminan masa depan.

Di beberapa kantor atau instansi di Indonesia, tidak semua PNS yang murah senyum atau murah mengucapkan salam. Dibanding dengan petugas Bank milik swasta. Senyum dan salam sudah hal biasa, mereka lakukan. 

Melihat urgensi kebutuhan, senyum dan salam ini, sangat diharapkan oleh konsumen (pasien dan keluarga) yang menggunakan jasa pelayanan Rumah Sakit. Mereka datang tidak untuk didiagnosa saja, atau cukup diobati. Tapi, juga butuh komunikasi therapeutik.
" Oh ya! Kenapa baru dibawa sekarang. Saya curiga demamnya sudah lebih dari seminggu, hingga kejang. Apa anda tidak sayang, sama putri anda yang baru 2 tahun ini, terlambat sedikit lagi, kemungkinan kami tidak dapat memberi pertolongan. Seandainya, terjadi apa-apa, kami tidak mau disalahkan, karena anda telat membawa ke Rumah Sakit," 
Lalu, Bagaimana perasaan anda jika mendapat perlakuan seperti itu dari seorang pelayan publik? Silahkan jawab dalam hati. Mari kita murah berbagi senyuman. Dan, tidak pelit mengucapkan salam therapeutik.

Senyum bersama / Dok: Sonio
















Salam therapeutik,
Anton Wijaya