Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perawat RSUD dr Adnaan WD : Tidak Benar Kami Judes Terhadap Pasien Bunga Korban Luka Bakar

Medianers ~ Postingan Andy Eu-esco Cnt Tani dengan alamat url https://m.facebook.com/andyct79 di  salah satu grup Facebook pada tanggal 23 Januari 2016 pukul 00.55 Wib telah menyorot pelayanan RSUD dr Adnaan WD, terutama menuding Perawat Bangsal Teratai judes. Kemudian dalam 'status'nya tanpa verifikasi dan konfirmasi juga menduga Pemerintah Kota Payakumbuh telah mengabaikan Bunga Lestari, usia 8 tahun, korban luka bakar. Begini isi postingan Andy Eu-esco Cnt Tani:
Kawan2 fb ambo almuni smea, ,kalau ada yg meras tersentuh hatinya, kasihan dan rasa iba lihat gadis cilik ini mohon bantuan nya.. gadis cilik ini dr keluarga miskin, dia baru saja dapat musibah, luka bakar di bagian paha dan pungung, baru 3 hari kalau tidak salah, sudah di suruh plng, karna berobat cuma pakai jamkesko, padahal belum terlalu sembuh, kebetulan pas di rawat di RS teman wak jg di rawat satu ruangan sm gadis cilik ini,skrg di suruh rawat jaln, luka bakar nya terjd karna sehabis hidupkan lampu togok (lampu cimporong bahaso minang nyo.. ) yg dr minyak tanah, pas mau mamasak nasi di dapur rok nya tasemba lampu dan terbakar .. ibu nya sehari2 cuma jualan Balut ke pasar, pqi pagi plng senjo ,kdng lah malam, itupun balut urg nan di jua nyo kapasa... sehari2 paling dapet piti plng bnyk 20rb sampai 30rb, itupun untuk makan 5 orng anak..lai tabayang ndak hiduik di pyk piti cuma sagitu sahari2 Nyo seklrga udah di tingga pai dek apak nyo, apak nyo gilo babini tiok santa, anak lah limo, (dasar apak anjiang, buek anak pandai nyo..)ba dan ndak lo ado ma agiah balanjo kini lai.. pas waktu di rawat kt kato kawan ambo, cuma di lihat satu kali, itupun ngk ada di agiah nyo piti buat biaya perawatan anak nya,. sejak kejadiaan, kasihan ibu nya, susah mau pergi kepasar karna sehari2 biasa nya dia yg masak dan bantu pekerjaan ibu nya di rumah, sprti memasak dan pkrjaan lainnya.. apalg waktu di rawat di rumah sakit , kt kawan wak,, yg sama di rawat, perawat nya judes , sampai2 tu anak nagis2 karna kskitan, Waktu buka slang infus main cabut aja, sampai2 kawan ambo marah sm perawat nya, ( kawan ambo itu yg foto nya yg lg kasih uang dlm amplop), rumah tempat tinggal cuma ukuran 5 x 4, kamar tidur , dinding nya pun dah bolong2 kayak nya, terbayang ngk kalau malam, dan sebagian diding rumah nya jg cuma di tutup pake tenda plastik, dan tempat masak,belajar dlm satu ruagan, terbayang ngk gimana mau belajar, itu tempat tidur jg di kasih bantuan, dan kayak nya belum ada dpt bantuan dr lurah, klu ngk salah cuma dpt bantuan kompor gas dr lurah nya, nama gadis cilik nya bunga, umur 9th kelas 3 sd, di kelas selalu rengking 1, anak tertua dr 5 bersaudara, bertempat tinggal di napar di belakang toko sumber bngunan...sy share di fb mana tau ada kawan2 yg merasa tersentuh hati nya tuk membantu, bisa hubungi saya, atau lngsung di antar ketempat tinggal nya, almt di kelurahan napar kota payakumbuh... trims..
Tudingan di atas, sebagaimana tulisan yang di blok warna hitam, Medianers verifikasi langsung ke Perawat Bangsal Teratai, (28/1/2016) pukul 01.00 Wib, memang sedikit telat karena Medianers baru saja mendapatkan informasi ini. 
Pasien-luka-bakar
Sumber: Buku laporan harian Perawat Teratai.
Hasil penelusuran Medianers, bahwa pasien Bunga Lestari masuk RSUD dr Adnaan WD pada tanggal 31/12/2015 dan dikirim dari IGD ke Bangsal Teratai pada pukul 17.00 wib. Di bangsal Teratai Bunga Lestari mendapat resep dari dokter bedah pemberian cairan infus, sebagai pengganti cairan tubuh yang hilang. Bunga mengalami luka bakar grade 2, yakni luka bakar tipis pada area pantat hingga paha belakang kurang lebih 60 persen dan pada punggung kiri sekitar 20 persen. Selain mendapat terapi cairan, bunga juga dapat obat penghilang rasa nyeri.

Selanjutnya kata Wildawati Perawat dinas malam, bahwa " dokter Ridwan Muchtar selaku dokter bedah memberi order kepada Perawat untuk dilakukan perawatan luka 1 kali sehari serta memberi obat perangsang penumbuh jaringan baru. " Tuturnya.

Sambil membolak-balik buku laporan, Wildawati kaget saat medianers sampaikan akan tudingan netizen bahwa Perawat telah berlaku judes pada Bunga dan keluarganya selama di rawat di bangsal teratai, dan ia pun membantah, "Tidak benar kami telah berbuat kasar pada Bunga, dan tidak benar pula Bunga di rawat 4 hari. Silahkan lihat ini, (Sambil menunjuk buku laporan, tertera bunga boleh pulang tanggal 14). Artinya, Bunga dirawat selama 15 hari." Bantahnya.
Sumber: Buku laporan harian Perawat Teratai
Apakah benar bunga menangis-nangis kesakitan dan selang infusnya main cabut saja, sehingga orang di sebelahnya bukan keluarga Bunga marah-marah sama Perawat karena tidak tahan melihat perlakuan Perawat? Wildawati pun menelusuri kapan Bunga tidak lagi di pasang infus. Setelah bolak-balik buku laporan, pada tanggal 13/1/2016 tertera di buku laporan, bahwa Bunga dapat therapy oral, artinya tidak lagi pasang infus. "Untuk hal ini, silahkan konfirmasi pada Perawat yang dinas pada tanggal 13 tersebut." Ungkap Wil.

Dan Wildawati menambahkan, " Tidak benar Perawat main cabut saja tanpa komunikasi dan pemberitahuan. Bunga mengalami trauma pasca luka bakar, alamiah anak-anak menangis melihat petugas baju putih. Was-was akan dilakukan tindakan. Pastilah saat merawat luka, bunga akan merasa nyeri, demikian juga saat membuka jarum infus yang tertancap di pembuluh darahnya. Jelas wil.

Medianers pun menghubungi via telpon Kepala Ruangan (Karu) bangsal Teratai untuk mendapat jawaban terkait apakah benar Perawat dimarahi oleh salah seorang pasien/keluarga. Karu pasti tau akan hal ini, sebab ia selalu dinas pagi, dan biasanya untuk therapy infus lanjut atau tidak di pastikan pagi atau siang setelah dokter visite.

Ns.Erni Djaya, S.Kep selaku Karu membantah bahwa itu tidak benar," Selama Bunga dirawat di bangsal Teratai tidak ada masalah, baik antara Bunga dengan Perawat, maupun keluarga Bunga dengan Perawat dan petugas lainnya. Saat mencabut infus tidak ada masalah, dan saya pun sudah lapor sama buk Merry (direktur) akan hal itu. Ungkapnya.

Terkait pembiayaan selama dirawat di Rumah Sakit, Bunga tidak membayar obat-obatan dan biaya perawatan, kecuali resep diluar tanggungan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) karena Bunga pemegang kartu BPJS atau Jamkesmas lama. Jadi tidak ada alasan RSUD dr Adnaan WD menolak Bunga dirawat karena terkendala biaya, sebab negara sudah menjaminnya.

Walikota Bantah Bunga Lestari Telah Di Abaikan Pemerintah Kota Payakumbuh

Terpisah, Riza Falepi selaku Walikota merespon dan membantah tudingan bahwa pemerintah Kota Payakumbuh menelantarkan warga yang terkena musibah. Begini isi bantahannya melalui akun facebooknya:
Terkait dengan pemberitaan yg memuat musibah luka bakar yg dialami anak kita Bunga. Maka kami selaku Walikota Payakumbuh menyampaikan duka dan kesedihan yg mendalam. Tetapi ada beberapa hal yg perlu kami luruskan terkait dg pemberitaan di sosmed, bahwa tidak benar Bunga di rawat hanya 4 hari di rumah sakit Umum Adnan WD setelah itu di suruh pulang. Yang benar adalah Anak kita Bunga dirawat selama 14 hari dan berdasarkan analisa dokter yg menangani Bunga yg bersangkutan sdh bisa pulang dan selanjutnya bisa dilakukan rawat jalan dan selama di rumah sakit sdh di tangani dg baik sesuai prosedur yg ada. Dan kasihan anak kita Bunga jadi korban pemberitaan yg dipolitisir sehingga jauh dari fakta yang sebenarnya.. Alhamdulillah kl tdk ada aral melintang rumahnya sdh dlm rencana kami/pemko untuk di perbaiki (bedah rumah). Kami juga kesana memberi bantuan beasiswa untk pendidikan bunga kedepan.. Kami juga sdh menyiapkan sistim pengamanan sisial yg cukup baik berupa bantuan berupa dana, dll sehingga kl ada yg tdk mampu kita selesaikn dg baik.. Mohon kpd masyarakat untk memberikan pemberitaan yg benar sehingga kita bisa mencarikan solusi yg tepat..
Blusukan-walikota-payakumbuh-kerumah-korban-luka-bakar
Kunjungan Walikota Riza Falepi Ke Rumah Bunga
Korban Luka Bakar
Perawat Tuntut Andy Eu-esco Cnt Tani Minta Maaf Secara Terbuka

Kepedulian Andy dalam menyuarakan keadilan patut diacungi jempol, namun sangat disayangkan keberaniannya tidak di iringi kebijaksanaannya dalam melihat permasalahan ini bahwa perlu verifikasi dan konfirmasi.

Berkat postingan Andy, Bunga jadi perhatian publik, bantuan moral dan materil berdatangan ke rumah korban luka bakar tersebut. Namun, efek dari tulisan Andy tanpa konfirmasi, telah melukai perasaan Perawat yang juga ikut merawat dan peduli kepada Bunga sebagaimana Andy peduli.

Melalui Medianers, Perawat RSUD dr Adnaan WD yang telah merawat Bunga berpesan dan meminta keberanian Andy untuk membuat pernyataan atau klarifikasi di media sosial, bahwa Perawat yang anda tuding "Judes" pada Bunga Lestari dan keluarganya tidaklah benar dan sangat keliru.(AntonWijaya)